Benteng Amsterdam: Saksi Perjuangan dan Perdagangan Rempah di Maluku
Benteng Amsterdam merupakan salah satu peninggalan sejarah yang kaya akan nilai budaya dan sejarah di Maluku.
Salah satu tempat bersejarah yang wajib dikunjungi adalah Benteng Amsterdam yang terletak di Kota Ambon, Maluku. Benteng ini bukan hanya sebuah situs sejarah, tetapi juga sebuah destinasi wisata yang memadukan untuk ber JALAN-JALAN atau menikmati keindahan alam dan nilai budaya yang kaya.
Sejarah Awal Benteng Amsterdam
Benteng Amsterdam pertama kali dibangun oleh bangsa Portugis pada tahun 1512 di bawah pimpinan Francesco Serrao yang menjadikannya sebagai loji perdagangan rempah-rempah di Maluku. Pada awal abad ke-17, Belanda merebut dan mengambil alih loji ini, kemudian mengubahnya menjadi benteng pertahanan yang kokoh.
Pada tahun 1637 Gubernur Jenderal VOC Jan Ottens mulai membangun block huis dari batu yang dilengkapi pagar kayu, dan pembangunan ini terus diperkuat serta diperbesar oleh penguasa VOC selanjutnya, Gerrard Demmer dan Arnold de Vlaming van Oudshoorn, sampai akhirnya dinamakan Benteng Amsterdam pada pertengahan abad ke-17.
Arsitektur dan Struktur Bangunan
Benteng Amsterdam memiliki desain unik dan fungsional yang terdiri dari tiga lantai utama. Lantai pertama menggunakan bata merah sebagai fondasi yang kuat, sedangkan lantai dua dan tiga terbuat dari kayu jati dengan tangga kayu yang menghubungkan setiap lantainya.
Di ujung benteng terdapat menara pengintai untuk mengawasi bahaya yang datang dari laut. Tembok benteng setebal satu meter mengelilingi bangunan utama dengan dua bastion di sudut timur laut dan barat daya. Yang berfungsi sebagai tempat pertahanan dan tempat berjalan di atas tembok (rampart) di beberapa sisi benteng.
Baca Juga:
Lokasi Strategis dan Fungsi Pertahanan
Benteng Amsterdam terletak di pesisir utara Pulau Ambon, sekitar 42 km dari pusat Kota Ambon. Sehingga lokasi ini sangat strategis untuk mengawasi jalur perdagangan laut dan jalur masuk kapal-kapal dagang rempah. Benteng ini tidak hanya sebagai gudang rempah, tetapi juga sebagai pusat pertahanan VOC.
Dari ancaman musuh, seperti Kerajaan Hitu yang melakukan perlawanan selama abad ke-17. Fungsi berbagai lantai seperti tempat tidur tentara, ruang pertemuan perwira, dan pos pengintai memperkuat perannya sebagai benteng militer aktif.
Tokoh Penting dan Catatan Sejarah
Salah satu tokoh yang terkait erat dengan Benteng Amsterdam adalah Georg Everhard Rumphius. Seorang naturalis dan ahli sejarah asal Jerman yang pernah tinggal di benteng selama abad ke-17 hingga awal abad ke-18. Rumphius mengabadikan flora dan fauna Maluku dalam karya ilmiahnya.
Serta mencatat gempa dan tsunami dahsyat yang melanda wilayah sekitar benteng pada 1674, yang menyebabkan banyak korban dan kerusakan di wilayah tersebut. Catatannya menjadi referensi penting dalam pemahaman sejarah alam dan peristiwa dahsyat yang terjadi di Maluku.
Benteng Amsterdam Sebagai Warisan Budaya
Kini, Benteng Amsterdam berfungsi sebagai destinasi wisata sejarah yang menarik di Maluku. Lokasinya yang mudah dijangkau dari Kota Ambon menjadikan benteng ini populer di kalangan wisatawan yang ingin belajar sejarah sekaligus menikmati pemandangan laut yang indah.
Pengunjung dapat melihat koleksi museum kecil di halaman benteng yang menyimpan perlengkapan perang, meriam, dan berbagai artefak peninggalan VOC. Meskipun tidak ada tarif resmi, kotak sumbangan disediakan untuk pemeliharaan benteng agar tetap terjaga keasliannya.
Kesimpulan
Benteng Amsterdam mengalami kerusakan akibat waktu dan bencana alam, serta ditinggalkan oleh Belanda. Pada awal abad ke-20 dalam kondisi rusak dan tumbuhnya pohon beringin besar di dalam benteng.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pemugaran benteng ini dari tahun 1991 hingga 1994. Dengan menggunakan dokumen dan gambar sejarah, termasuk buku ‘Beschrijving van Amboina’ karya Francois Valentijn, sebagai acuan restorasi.
Upaya ini berhasil mengembalikan kemegahan benteng, menjadikannya warisan budaya penting yang terawat dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Simak dan ikuti terus informasi yang lebih menarik perkembangan tentang wisata-wisata yang ada di dunia hanya di JALAN JALAN.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari ambon.antaranews.com
- Gambar Kedua dari rri.co.id