Tanjung Bira di Bulukumba: Destinasi Liburan Impian yang Wajib Dikunjungi
Tanjung Bira di Bulukumba, Sulawesi Selatan, adalah destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam mempesona.
Dengan beragam spot wisata menarik, mulai dari pantai berpasir putih hingga tempat pembuatan Kapal Pinisi, Tanjung Bira siap memanjakan mata dan memberikan pengalaman liburan tak terlupakan. Di bawah ini, JALAN-JALAN akan mengupas tuntas pesona Tanjung Bira, destinasi liburan impian yang wajib Anda kunjungi.
Pesona Pantai Tanjung Bira
Pantai Tanjung Bira adalah destinasi wisata utama di kawasan Tanjung Bira. Hamparan pasir putih yang indah dan air laut yang biru menjadi daya tarik utama yang memanjakan mata. Pengunjung dapat menikmati keindahan pasir putih, melakukan aktivitas diving dan snorkeling untuk melihat surga bawah laut, dengan menyewa peralatan dari warga sekitar.
Jika ingin memacu adrenalin, tersedia juga banana boat dan donat boat dengan biaya terjangkau sekitar Rp 100.000-200.000 per wahana. Di sekitar pesisir pantai, terdapat warung makan yang menyediakan berbagai menu makanan dan minuman, serta gazebo yang dapat disewa dengan tarif mulai dari Rp 50.000-200.000.
Berbagai penginapan, hotel, hingga villa tersedia untuk menginap dengan harga yang bervariasi, cocok untuk staycation dan healing selama masa liburan.
Untuk masuk ke Pantai Bira, terdapat retribusi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bulukumba. Pada hari kerja (Senin-Jumat) dan akhir pekan (Sabtu-Minggu), tiket masuk untuk anak-anak adalah Rp 10.000 dan dewasa Rp 20.000. Pada hari libur atau hari besar, tarifnya tetap sama. Biaya parkir kendaraan adalah Rp 10.000 untuk mobil.
Eksplorasi Titik Nol dan Teras Bira
Sekitar 2 kilometer dari Pantai Bira, terdapat spot wisata bernama Titik Nol yang menyajikan tebing tinggi dengan deburan ombak yang menggelegar. Titik Nol berada pada ketinggian 50 meter di atas permukaan laut, dengan tangga yang disediakan untuk turun ke dasar tebing. Tangga yang dicat warna-warni ini menjadi spot foto menarik bagi wisatawan.
Di Titik Nol, terdapat tugu berbentuk Perahu Pinisi yang dikelilingi taman rimbun, cocok untuk menikmati sunset maupun sunrise di lautan lepas. Biaya masuk ke Titik Nol pada hari kerja (Senin-Jumat) adalah Rp 5.000 untuk anak-anak dan Rp 10.000 untuk dewasa. Tarif yang sama berlaku untuk akhir pekan (Sabtu-Minggu) dan hari libur/besar.
Masih di kawasan Titik Nol, terdapat Teras Bira, sebuah plaza yang memanjang di atas tebing karang di tepi pantai sejauh 500 meter. Di tempat ini, tersedia tempat terbuka untuk olahraga, jogging track, arena skateboard, dan bangku-bangku untuk bersantai.
Karena menghadap ke arah timur, Teras Bira cocok sebagai tempat menikmati matahari terbit dan terbenam di atas laut lepas. Pengunjung tidak perlu membayar lagi untuk menikmati Teras Bira karena sudah termasuk dalam kawasan Titik Nol.
Jembatan Kaca dan Puncak Pua Janggo
Jembatan Kaca adalah spot wisata yang dibangun pada tahun 2022 di kawasan Titik Nol. Untuk mengaksesnya, pengunjung harus menuruni 77 anak tangga, kemudian akan disuguhi jembatan kaca sepanjang 20 meter. Jembatan ini memberikan sensasi berjalan di atas laut dan aman bagi pengunjung.
Sama seperti Teras Bira, pengunjung tidak perlu membayar untuk menikmati spot ini. Waktu terbaik untuk mengunjungi jembatan kaca adalah di pagi dan sore hari, karena lokasinya yang menghadap ke arah barat sangat cocok untuk menikmati keindahan matahari terbenam.
Puncak Pua Janggo’ adalah titik tertinggi di Bira yang terletak di tengah-tengah dataran Bira. Dari sini, pengunjung dapat melihat pemandangan dataran Bira serta view laut dengan gradasi biru yang menawan. Nama Pua Janggo sendiri adalah seorang ulama penyebar agama Islam di daerah Bira pada masa lalu.
Di kawasan ini, terdapat pusara Pua Janggo yang dibuatkan rumah kayu. Jalan masuk menuju Puncak Pua Janggo terletak sekitar 200 meter ke arah utara dari Pelabuhan Bira, dengan jalan yang cukup kecil dan menanjak. Untuk masuk ke spot wisata ini, tiket masuk adalah Rp 10.000.
Baca Juga:
Keindahan Pantai Panrang Luhu, Pulau Liukang Loe, dan Pulau Kambing
Pantai Panrang Luhu terletak di arah timur Tanjung Bira, bersebelahan dengan Pelabuhan Bira. Pantai ini belum banyak dikenal wisatawan, padahal keindahannya tidak kalah dengan Pantai Bira. Panrang Luhu juga memiliki pasir putih yang halus dan pantai yang landai, dengan pohon kelapa yang tumbuh berjejer di sepanjang pantai.
Penginapan dan gazebo tersedia untuk disewa, dengan kisaran sewa gazebo sekitar Rp 50.000 per jam. Suasana Pantai Panrang Luhu yang masih alami sangat cocok sebagai tempat camping dan menikmati sunrise view. Untuk masuk ke Panrang Luhu, tidak ada biaya masuk alias gratis, tetapi biasanya terdapat lahan parkir warga yang berbayar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per kendaraan.
Pulau Liukang Loe adalah sebuah pulau kecil di lepas pantai bagian selatan Pulau Sulawesi, sekitar 3,5 kilometer dari Pantai Bira dan Pantai Bara. Untuk mencapai pulau ini, dapat menggunakan perahu dari Pantai Bira atau Pantai Bara dengan waktu tempuh sekitar 20 menit dan biaya sewa perahu sekitar Rp 300.000-450.000.
Di pantai utara Pulau Liukang Loe, terdapat fasilitas penginapan dan rumah makan yang membuat pengunjung merasakan sensasi seperti di pulau pribadi. Laut dangkal di sekitar Pulau Liukang Loe sangat bagus untuk snorkeling dan menyelam, serta terdapat penangkaran penyu tempat wisatawan dapat berfoto dan berenang bersama penyu.
Pulau Kambing adalah pulau karang kecil tak berpenghuni di lepas pantai bagian selatan Pulau Sulawesi. Sekitar 8 kilometer dari Pantai Bira dan Pantai Bara. Untuk mencapai Pulau Kambing, dapat menggunakan perahu dari Pantai Bira atau Pantai Bara dengan waktu tempuh sekitar 45 menit.
Karena lokasinya yang relatif jauh, Pulau Kambing jarang dikunjungi wisatawan, namun keindahan alam bawah lautnya sangat luar biasa. Pulau Kambing adalah spot wisata bawah air yang sempurna dengan perairan yang dangkal, air laut yang sangat jernih, terumbu karang yang indah, dan berbagai jenis ikan warna-warni.
Pembuatan Kapal Pinisi
Tanjung Bira adalah sentra pembuatan kapal Pinisi. Di Desa Bira, terdapat satu lokasi pembuatan kapal Pinisi, yakni di Pantai Panrang Luhu, serta di Kelurahan Tanah Beru dan Kelurahan Tanah Lemo di Kecamatan Bontobahari. Pembuatan kapal Pinisi di Tanjung Bira menggunakan teknik tradisional, tanpa gambar rancangan dan menggunakan peralatan sederhana.
Seluruh pekerja pembuat kapal Pinisi adalah warga Tanjung Bira yang belajar membuat kapal secara turun temurun. Pembuatan kapal Pinisi dilakukan di bibir pantai, di mana bagian haluan kapal menghadap ke laut, dan saat selesai dibuat, kapal tersebut akan ditarik ke laut oleh ratusan orang. Jika beruntung, pengunjung dapat menyaksikan atraksi wisata yang menarik ini.
Kesimpulan
Tanjung Bira adalah destinasi liburan impian yang menawarkan kombinasi keindahan pantai, wisata alam, dan budaya yang kaya. Dari hamparan pasir putih Pantai Bira hingga pembuatan kapal Pinisi tradisional, setiap sudut Tanjung Bira menjanjikan pengalaman yang tak terlupakan.
Dengan berbagai aktivitas menarik dan spot wisata yang beragam, Tanjung Bira adalah pilihan yang tepat untuk mengisi liburan Anda. Temukan tempat-tempat wisata lainnya yang menarik untuk di kunjungi, dengan lengkap hanya di JALAN-JALAN.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.flickr.com
- Gambar Kedua dari satyawinnie.com